TANAMAN
10 Perbedaan Sayur Organik dan Sayur Non-organik
Untuk menjaga kehidupan supaya tetap sehat, banyak orang disarankan untuk mengonsumsi makanan organik. Sebenarnya apa sih perbedaan sayur organik dan non-organik, temukan disini ya.
Dalam rangka menjaga kehidupan supaya tetap sehat, banyak orang mencoba mengonsumsi makanan organik, misalnya buah dan sayur organik. Sumber pangan yang ditangkap secara organik diyakini lebih menyehatkan dibandingkan dengan makanan yang ditanam secara non-organik.
Istilah “organik” mengacu pada proses bagaimana sumber makanan tersebut diproduksi. Makanan organik dibudidayakan tanpa menggunakan bahan kimia buatan, antibiotik, dan pestisida. Tanaman non organik diproduksi dengan cara konvensional yang meliputi penggunaan bahan kimia buatan, pupuk, pestisida, obat-obatan, dan lain sebagainya.
Apa saja manfaat dari sayur organik untuk kesehatan? Simak di sini.
Manfaat sayur organik untuk kesehatan
Sayur yang dibudidayakan tanpa bahan kimia memiliki berbagai manfaat, yaitu:
- Segi Nutrisi
Buah dan sayur organik memiliki gizi yang lebih tinggi, yang meliputi kandungan vitamin, mineral, enzim, dan zat gizi mikro. Ini keunggulan nutrisi sayur organik bila dibandingkan dengan sayur non organik:
• 21% lebih banyak zat besi
• 27% lebih banyak vitamin C
• 29% lebih banyak magnesium
• 13% lebih banyak fosfor
Namun, bila kamu hanya memiliki sayuran non-organik, jangan merasa sia-sia telah mengonsumsonya. Sayuran ini tetap bermanfaat bila diolah dengan benar dan dimakan secukupnya.
- Rasa
Makanan organik memiliki rasa yang dianggap lebih enak dibandingkan dengan makanan non organik karena diproduksi secara alami dan ditanam di tanah yang mengandung nutrisi yang baik, bebas dari bahan kimia buatan.
Aromanya juga lebih baik bila dibandingkan dengan buah dan sayuran non organik.
- Perbedaan saat memilih bibit
Salah satu perbedaan antara sayur organik dan non organik yaitu pemilihan bibit. Sayur organik didapat dari budidaya alami. Sedangkan, bibit sayur non-organik umumnya bisa diperoleh dari persilangan genetik.
- Proses pengolahan tanah
Sayur organik ditanam dengan tanah yang diolah minimalis, sehingga organisme yang ada di dalamnya masih hidup. Cara ini mengurangi risiko kerusakan pada tanah, berbeda dengan non-organik yang menggunakan tanah yang banyak.
- Manfaat kesehatan
Dari segi manfaat kesehatan, karena nutrisinya lebih baik dibandingkan makanan non organik, manfaatnya jauh lebih baik. Dengan mengonsumsi makanan organik, sistem kekebalan tubuh akan meningkat dan mencegah penuaan dini.
- Proses menanam
Tanaman organik ditanam hanya mengandalkan teknik berkebun sederhana, misalnya siraman air yang tepat dan cahaya matahari yang memadai.
- Umur penyimpanan
Dari segi umur, umur simpan makanan organik lebih singkat dibandingkan makanan non organik sehingga pastikan kamu menyimpan di tempat yang aman dari cahaya matahari.
- Harga
Harga sayur organik jauh lebih tinggi karena proses produksi yang jauh lebih rumit, proses produksinya adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan pupuk
Sayur organik tumbuh menggunakan pupuk organik, misalnya pupuk kandang dan pupuk kompos yang berasal dari tumbuhan. Hal ini berbeda dengan sayur nonorganik yang tumbuh dengan pupuk sintetis atau kimia buatan pabrik.
Pupuk kompos dibuat dengan cara menimbun dedaunan, sisa sayur, dan pohon yang mudah busuk. Pupuk kandang dibuat menggunakan kotoran hewan seperti domba yang dicampur dengan bahan lainnya.
b. Pengendalian gulma
Gulma di kebuh organik dikendalikan secara alami, misalnya dengan rotasi tanaman, penyiangan manual, pemberian mulsa, dan pengolahan tanah, serta menggunakan herbisida organik. Berbeda dengan sayur nonorganik, pengendalian gulma pada sayur nonorganik dilakukan dengan menggunakan herbisida kimia.
c. Pengendalian hama
Hama pada sayuran organik dikendalikan dengan menggunakan metode alami, misalnya dengan burung, serangga, dan perangkap, atau menggunakan pestisida alami. Pengendalian hama pada sayur nonorganik dilakukan dengan menggunakan pestisida sintesis.Tanaman organik tidak diperbolehkan menggunakan jenis pupuk atau pestisida sintesis. Semuanya harus alami supaya siklus di perkebunan berlangsung secara berkelanjutan.
Selain itu, banyak yang menggunakan teknik alami dengan membiarkan predator hama hidup di sekitar perkebunan. Namun, teknik ini membutuhkan keterampilan khusus dan sangat mengandalkan faktor alam sehingga hasil panen tidak maksimal. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa sayuran organik dibanderol lebih mahal dan lebih susah didapatkan.
- Tingkat nitrat
Penelitian menunjukkan bahwa sayur organik memiliki tingkat nitrat yang rendah, yakni sebesar 30% lebih rendah. Tingkat nitrat yang tinggi dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko jenis kanker tertentu.
Jumlah nitrat yang tinggi sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker jenis tertentu.
- Residu pestisida
Berhubung sayuran organik tidak menggunakan pestisida sintetis, jumlah residunya jauh lebih sedikit. Kadar logam yang beracun dalam produk organik adalah 48% lebih rendah. Residu pestisida lebih banyak ditemukan pada sayur nonorganik, sebanyak empat kali lipat.
Bagaimana caranya memilih sayur organik yang berkualitas?
Pilih sayur yang ditanam di tempat yang berbeda
Dengan memilih sayur yang ditanam di tempat yang berbeda, semakin tinggi kamu bisa mennghindari kemungkinan terpapar pestisida dari satu lahan pertanian. Pilihlah berbagai sumber makanan supaya kamu bisa mendapat berbagai macam nutrisi.
Beli sesuai musim
Bila memungkinkan untuk dilakukan, kamu bisa membeli sayur dan buah sesuai dengan musimnya. Dengan demikian, buah dan sayur yang kamu beli masih segar dan tidak melalui proses yang lama sehingga nutrisinya terjaga saat berada di tanganmu.
Setelah kamu membeli sayur organik, cucilah menggunakan air mengalir sebelum dikonsumsi supaya bersih. Dengan mencuci buah dan sayur, kotoran, bakteri, dan residu zat kimia di permukaannya. Jika kamu tidak yakin dengan residu pestisida yang ada di kulit, sebaiknya konsumsi buah dan sayur dengan cara mengupas kulitnya terlebih dahulu.
Suka dengan Artikel ini? Jangan Lupa beri likes dan share ke temanmu
Komentar
Belum ada komentar
(*) Berkomentarlah secara bijaksana
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.