PSIKOLOGI

Punya Trauma? Berikut Langkah Efektif Mengobati Rasa Trauma

Setiap orang memiliki pasti punya rasa traumanya masing-masing, karena pengalaman dan kejadian traumatis bisa terjadi kepada siapa saja.

Trauma bisa timbul dengan berbagai cara, mulai dari kejadian mengejutkan dalam hidup baik sengaja maupun tidak sengaja, cedera fisik, kehilangan, pelecehan seksual, bencana alam, dan sebagainya. Kondisi trauma dapat memengaruhi seseorang dalam segi mental dan emosi, terutama saat mengingat peristiwa buruk yang pernah dialami.

 

Reaksi Fisik, Psikis, dan Emosional
Tubuh kita akan mengalami reaksi fisik, psikis, dan emosional ketika rasa trauma itu timbul, antara lain:


Reaksi Fisik
- Jantung berdebar.
- Sakit kepala.
- Keringat yang berlebihan.
- Kelelahan.
- Gangguan pencernaan.


Reaksi Psikis dan Emosional
- Insomnia.
- Depresi.
- Taku dan cemas berlebih.
- Sulit berkonsentrasi.

 

Diagnosis Trauma
Mengutip dari artikel halodoc, diperlukan beberapa tahapan untuk mendiagnosis trauma ini. Berikut adalah beberapa tahapannya.

 

1. Wawancara
Hal yang pertama harus dilakukan adalah wawancara dengan individu yang diduga mengalami trauma. Wawancara ini adalah hal yang utama karena mencakup pertanyaan tentang pengalaman masa lalu, perasaan, dan reaksi individu terhadap pengalaman tersebut.

 

2. Evaluasi Gejala
Setelah itu, akan melalui proses evaluasi gejala. Gejala trauma mencakup flashback, rasa takut, stres berlebihan, kesulitan tidur, gangguan makan, dan gejala lainnya.


3. Kriteria Diagnosis
Langkah berikutnya psikiater akan akan menggunakan kriteria diagnostik yang ada dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau panduan lainnya yang berlaku. Fungsinya untuk menentukan apakah pasien tersebut memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD) atau gangguan lain terkait trauma.


4. Pemeriksaan Fisik dan Psikologis
Dalam beberapa kasus, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik untuk menyaring masalah fisik yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan trauma. Tes psikologis seperti tes PTSD atau tes lainnya dapat dokter gunakan untuk membantu hal diagnosis ini.


5. Meninjau Riwayat Kesehatan Mental
Selanjutnya adalah dokter akan menilai sejarah atau riwayat kesehatan mental individual dari seseorang yang diduga mengalami trauma, termasuk apakah mereka mempunyai riwayat gangguan stres pascatrauma atau masalah kesehatan lainnya.

 

Cara Efektif untuk Mengatasi Trauma
Reaksi setiap orang terhadap untuk mengatasi trauma berbeda-beda. Ada yang bisa mengatasi dengan sendirinya dan ada juga yang mengatasi dengan waktu yang lama. Tetapi tetap saja trauma ini harus segera diatasi, Teman MinKi!

Berikut MinKi sudah merangkum beberapa cara efektif untuk mengatasi trauma.

1. Istirahat
Cara yang pertama adalah dengan istirahat. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kurangnya energi baik maupun mental adalah dengan beristirahat. Coba untuk berhenti sejenak dari semua aktivitas, karena hal ini bisa memberi waktu sejenak untuk menjaga atau menambah eneri dikala trauma timbul.


2. Fokus Kepada Hal Penting
Fokuslah kepada hal-hal yang penting saja, karena hal ini dapat membantu kamu untuk menghemat energi fisik dan emosional.


3. Tidak Menyalahkan Diri Sendiri
Hindari rasa bersalah, kecewa, sedih, marah, dan hal lainnya yang dapat menyakiti diri sendiri. Dengan menerima kenyataan yang terjadi, dapat mempermudah proses pemulihan dari trauma.

 

4. Terapi
Cara lainnya adalah kamu bisa mengikuti beberapa pengobatan seperti terapi. Ada banyak macam terapi, seperti:
 Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing)
Terapi ini menggunakan gerakan mata atau stimuli sensorik lainnya. Fungsinya adalah membantu mengurangi gejala PTSD dan membantu individu mengintegrasikan pengalaman trauma ke dalam kehidupan mereka.
 Terapi Trauma Berfokus
Terapi ini dirancang khusu untuk individu yang mengalami kondisi ini. Biasanya terapis akan bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi dan memproses pengalam traumatis, membantu mengatasi gejala seperti flashback dan rasa takut, serta membantu klien untuk strategi koping yang sehat.
 Terapi Kelompok
Perawatan ini perlu melibatkan sekelompok individu yang mengalami trauma yang bekerja sama dalam sesi terapi. Cara ini bisa memberikan dukungan sosial, pengertian, dan persaan bahwa mereka tidak sendirian.
 Terapi Eksposur
Terapi ini akan menghadapkan individu pada ingatan atau situasi yang terkait dengan kondisi ini secara terkontrol dan aman.

 

5. Cari Bantuan untuk Pemulihan
Kamu bisa mencari bantuan ke yang ahlinya, dalam kasus ini kamu bisa berkonsultasi dengan psikiater. Psikiater adalah seorang dokter spesialis yang menempuh pendidikan di bidang kejiwaan. Seorang dokter psikiater juga tidak hanya menangani masalah gangguan kejiwaan
yang berat saja, tetapi juga ringan. Selain itu, kamu juga bisa minta bantuan ke keluarga atau teman dekat. Dengan curhat kepada keluarga atau teman dekat, kamu akan sedikit merasa terbantu dengan kehadiran
dan masukan dari mereka.


6. Konsumsi Obat-Obatan
Jika semua cara sudah dilakukan tetapi tidak ada dampak apapun, konsumsi obat-obatan bisa juga untuk membantu mengatasi trauma, tentu dengan resep dokter ya Teman MinKi!

 

Jangan Self-Diagnose!
Self-diagnose artinya adalah mendiagnosis diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang didapatkan secara mandiri. Self-diagnose ini harus dihindari, karena bukannya menyelesaikan masalah malah bisa membuat masalah baru. Sebaiknya, kamu harus mencari informasi kepada ahlinya, supaya tidak terjadi hal-hal lainnya. Segera hubungi ahlinya atau dokter jika kau memiliki gejala apapun ya, Teman MinKi!

Suka dengan Artikel ini? Jangan Lupa beri likes dan share ke temanmu

50
0
Simpan
Share

Komentar

Belum ada komentar

(*) Berkomentarlah secara bijaksana
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.