BISNIS

Resesi adalah: Pengertian, Faktor Penyebab dan Dampak yang Ditimbulkan

Resesi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang dalam beberapa waktu belakangan tengah melekat pada perkembangan ekonomi dunia. Buat kamu yang sedang mencari tahu apa itu resesi, penyebab dan dampak yang diakibatkannya, lanjut baca ya!

Resesi adalah

Resesi menjadi sebuah istilah yang dalam kurun waktu-waktu terakhir bergaung cukup kencang hampir di sejumlah lini sektor ekonomi dunia. Wikipedia menyebutkan, dalam ekonomi makro, kemerosotan atau resesi merupakan situasi menurunnya Produk Domestik Bruto (GDP). Dijelaskan bahwa resesi terjadi di saat pertumbuhan ekonomi riil menunjukan nilai negatif setidaknya pada dua kuartal atau bahkan lebih dalam jangka waktu setahun. Penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan ini dapat berimbas dan merembet pada penurunan hampir seluruh aktivitas ekonomi lainnya seperti investasi, lapangan pekerjaan, serta profit perusahaan. 
 

KBBI menyebut resesi sebagai kelesuan dalam kegiatan perdagangan, perindustrian, dan sebagainya, yang seolah-olah terhenti. Didefinisikan juga sebagai penurunan atau mundur dan berkurangnya kegiatan dagang pada sektor industri sebuah wilayah atau negara.
 

Resesi biasanya terhubung dengan menurunnya tingkat harga alias deflasi, dan bisa juga sebaliknya, yaitu harga-harga menjadi naik tajam atau yang biasa disebut inflasi di dalam sebuah proses yang juga dikenal sebagai stagflasi. Sementara itu jika resesi ekonomi berlangsung dalam periode yang cukup lama dapat disebut sebagai depresi ekonomi. Depresi ekonomi merupakan sebuah kondisi atau keadaan dimana terjadinya sejumlah penurunan pada aktivitas ekonomi yang berkepanjangan dan mencapai tingkat keparahan yang mengkhawatirkan. Depresi parah akibat dari hiperinflasi yang menjadi indikasi dari penurunan tingkat ekonomi secara drastis dapat mengarah pada kebangkrutan ekonomi atau disebut dengan istilah economy collapse


Dalam sebuah tulisan, seorang kolumnis  yaitu Sidney J. Harris memberikan analogi untuk bisa membedakan dan mengerti tentang istilah-istilah yang terkait dengan resesi. Salah satunya adalah "Resesi yaitu ketika tetanggamu kehilangan mata pencahariannya, sementara depresi adalah di saat kamu yang kehilangan mata pencaharian tersebut."

Penyebab Resesi Adalah

Pada dasarnya resesi adalah sebuah kompleksitas permasalahan ekonomi yang memunculkan masalah yang lebih besar lagi. Lantas apa yang menjadi penyebab terjadinya resesi? 

Berikut ini sejumlah faktor pemicu yang menyebabkan resesi, di antaranya:
 

  • Ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
     

Dasar pertumbuhan ekonomi sebuah negara adalah balancing atau keseimbangan di antara proses produksi dan juga konsumsi terkait daya beli masyarakatnya. Karena itu, apabila terjadi ketidakseimbangan pada kedua faktor tersebut, maka akan terjadi permasalahan yang cukup serius pada siklus perekonomian. Bila di satu sisi, daya beli masyarakat meningkat namun produksi menurun maka akan menyebabkan kelangkaan barang dan pemenuhan kebutuhan menjadi terganggu. Untuk mengatasi hal tersebut, negara akan meningkatkan impor yang dapat mengakibatkan laba perusahaan berkurang dan pasar modal melemah. Demikian pula sebaliknya, bila produksi meningkat namun daya beli masyarakat menurun, maka yang terjadi salah satunya adalah penumpukan ketersediaan barang.
 

  • Terlalu banyak hutang
     

Keuangan negara seperti juga halnya pengaturan keuangan pribadi, apabila pendapatan dan hutang tidak seimbang, atau bahkan timpang, maka kemungkinan untuk terjadi gagal bayar semakin besar. Sebuah bisnis bisa dipastikan akan mengalami kebangkrutan jika hal seperti ini terjadi. 
 


 

  • Inflasi


Jika terjadi inflasi, Bank Sentral Amerika Serikat ataupun Bank Indonesia, biasanya akan menaikkan suku bunga dalam rangka menurunkan aktivitas ekonomi. Karena inflasi merupakan kecenderungan harga yang stabil dan naik dalam periode waktu tertentu. Inflasi sebenarnya tak selalu buruk bagi perekonomian, hanya ketika terjadi inflasi yang berlebih, maka akan membahayakan resesi. Tahun 1970-an, Amerika Serikat juga pernah mengalami inflasi yang hampir-hampir tak terkendali.
 

  • Deflasi


Berkebalikan dari inflasi, deflasi merupakan penurunan harga dalam periode tertentu yang bisa mengakibatkan tingkat upah menurun yang pastinya akan semakin menekan harga. Deflasi yang cenderung tak terkendali dapat menyebabkan masyarakat pribadi dan perusahaan mengurangi atau bahkan berhenti belanja. Dalam skala masif, penghentian belanja ini akan mengganggu aktivitas ekonomi. Tahun 1990-an, Jepang pernah mengalami deflasi yang cenderung tak terkendali sehingga menyebabkan resesi dan negara ini berjuang begitu keras untuk keluar dari keterpurukan.
 

  • Penggelembungan aset
     

Saat investasi dilakukan atas dasar emosional, maka kemungkinan terjadi penggelembungan aset sangatlah besar. Contoh, sekitar tahun 1990-an ketika keuntungan besar bisa diraup di pasar saham, terjadi apa yang disebut oleh mantan Pemimpin FED, Alan Greenspan sebagai ‘kegembiraan irasional’. Emotional investment ini makin lama makin menggelembung dan ketika pada saatnya pecah, akan mengakibatkan ‘panic selling’ yang pastinya bisa meremukkan pasar sehingga menyebabkan resesi.

Dampak Resesi Adalah 

Secara garis besar resesi memberikan dampak pada ketersediaan barang karena pabrik-pabrik mulai mengurangi produksi. Selain itu kemungkinan untuk terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sangat besar yang tentu saja akan berakibat pada semakin meningkatnya angka pengangguran dan memperparah kemiskinan.

Di sisi lainnya, resesi ekonomi yang terjadi juga berdampak sebagai berikut:
 

  1. Perlambatan ekonomi

    Sektor riil terpaksa menahan aktivitas produksi sehingga dapat menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Bahkan beberapa produsen kemungkinan besar akan menutup operasional resminya. 
     
  2. Penurunan kinerja instrumen investasi

    Para investor memiliki kecenderungan untuk menempatkan investasinya dalam “keranjang” yang dirasa lebih aman. Resesi yang terjadi di sebuah wilayah, sudah barang tentu dapat menjadi faktor yang membuat para pemilik modal enggan menanamkan dananya di wilayah tersebut.
     
  3. Pelemahan daya beli masyarakat

    Masyarakat dengan kondisi perekonomian yang sedang tidak stabil akan cenderung lebih “pilih-pilih” dalam penggunaan uang. Fokus utamanya adalah untuk memastikan pemenuhan kebutuhan primer dan mengenyampingkan kebutuhan sekunder lainnya. Kesulitan ekonomi ini akan melemahkan daya beli dan pastinya memperlambat perputaran roda sektor jual-beli atau perdagangan.
     

Forbes menyebutkan resesi sebagai menurunnya kegiatan ekonomi secara signifikan yang terjadi dalam jangka panjang, berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. Namun, terlepas dari semua hal tersebut, resesi adalah salah satu siklus yang tak dapat dihindari dalam rotasi perekonomian di sebuah negara.

Suka dengan Artikel ini? Jangan Lupa beri likes dan share ke temanmu

509
0
Simpan
Share

Komentar

Belum ada komentar

(*) Berkomentarlah secara bijaksana
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.